Kata anemometer berasal dari Yunani anemos yang
berarti angin, Angin
merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin bergerak dari suatu tempat
menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh
Leon Battista Alberti dari Italia pada tahun 1450.
Fungsi Anemometer yaitu sebagai perangkat atau alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Dengan anemometer kita dapat
memperkirakan cuaca pada hari itu. Selain itu anemometer juga dapat difungsikan
sebagai alat pendeteksi cuaca buruk seperti angin topan ataupun badai. Pada dasarnya
anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan udara atau kecepatan gas dalam
fenomena terjadinya hembusan angin. Contohnya untuk mengukur aliran udara
didalam saluran, ataupun juga pengukuran arus terbatasi, seperti angin
atmosfer. Untuk menentukan kecepatan, anemometer mendeteksi perubahan di
beberapa sifat fisik dari fluida atau efek fluida pada alat mekanis dimasukkan
ke dalam aliran.
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin meniup
mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya piringan
mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui
kecepatan anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan
menghitung kecepatan angin.
Secara umum ada dua jenis anemometer, yaitu
anemometer yang mengukur kecepatan angin (velocity
anemometer) dananemometer yang mengukur tekanan angin (anemometer tekanan).
Dari kedua tipe anemometer ini velocity anemometer lebih banyak digunakan.
Salah satu jenis dari velocity anemometer adalah thermal anemometer lebih dikenal dengan hot wire anemometer yaitu anemometer yang mengkonversi perubahan
suhu menjadi kecepatan angin.
Anemometer Berdasarkan cara pembacaannya : Pengamatan unsur-unsur
cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang bersifat peka, kuat,
sederhana dan teliti. Ditinjau dari cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri
atas dua jenis, yaitu:
a. Recording yaitu alat yang dapat
mencatat data secara terus-menerus, sejak pemasangan hingga pergantian alat
berikutnya. Contoh : barograf dan anemograf.
b. Non recording yaitu alat yang
digunakan bila datanya harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh
data. Contoh: barometer, ermometer dan anemometer.
Tipe Anemometer
a. Anemometer
dengan tiga atau empat mangkok
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah
mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal
atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok
menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor
berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada
kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran
rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin.
b. Anemometer
tipe “cup counter” hanya dapat
mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat
ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan
berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua
pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi
jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
Jenis anemometer menurut besarnya kecepatan angin
a. Anemometer
piala
b. Anemometer sonik
c. Anemometer
kincir angin
d. Anemometer
laser Doppler
e. Anemometer
bola pingpong
f. Anemometer
hot-wire
Jenis anemometer menurut tekanan angin
a. Anemometer
piring
Ini adalah awal anemometer dan piring yang
datar hanya tergantung dari atas sehingga angin membelokkan piring. Pada 1450,
arsitek seni Italia Leon Battista Alberti mekanis pertama menemukan alat
pengukur jurusan angin; di 1664 itu kembali diciptakan oleh Robert Hooke (yang
sering keliru dianggap sebagai penemu pertama alat pengukur jurusan angin).
Versi formulir ini terdiri dari piring yang datar, baik persegi atau bundar,
yang tetap normal terhadap angin dengan baling-baling angin. Tekanan angin pada
wajah diimbangi oleh pegas. Kompresi pegas yang sebenarnya menentukan gaya yang
mengerahkan angin di piring, dan ini juga membacakan pada ukuran yang sesuai,
atau di recorder. Instrumen semacam ini tidak merespon cahaya angin, tidak
akurat untuk bacaan angin tinggi, dan lambat dalam menanggapi variabel angin.
Piring anemometer telah digunakan untuk memicu alarm angin tinggi di jembatan.
b. Anemometer
tabung
Keuntungan besar dari tabung alat pengukur
jurusan angin terletak pada kenyataan bahwa bagian yang terbuka dapat dipasang
pada tiang yang tinggi, dan tidak memerlukan meminyaki atau perhatian selama
bertahun-tahun, dan bagian pendaftaran dapat ditempatkan dalam posisi yang
nyaman. Menghubungkan dua tabung diperlukan. Mungkin muncul pada pandangan
pertama seolah-olah satu sambungan akan melayani, tetapi perbedaan tekanan yang
instrumen ini tergantung begitu menit, bahwa tekanan udara di ruangan tempat
bagian perekaman ditempatkan harus dipertimbangkan.
c. Anemometer
propeller
Anemometer ini hampir sana dengan anemometer di
atas, bedanya hanya mangkoknya
terpasang pada poros horozontal.
d. Anemometer tabung bertekanan.
Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung
pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan Sehubungan
dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda,
maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau
kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor
(mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang
bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m.
Dilapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka
pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada
jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon.
Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin
dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan pada awal putaran.
Kelebihan
Anemometer Analog
a. Dapat menerima arah angin dari manapun.
b. Alat ini dapat dipasang pada
ketinggian 0,5 ; 2 ; 10 meter pada tempat yang terbuka
c. Dapat diketahui kecepatan angin
harian.
Kelemahan Anemometer Analog
a.
Anemometer ini dipasang dengan ketinggian 10 meter dan memiliki ujung-ujung
yang runcing sehingga membutuhkan alat penangkal petir bila alat inidipasang di
daerah rawan petir.
b. Agar alat bekerja efektif, antara
alat dengan benda-benda sekitar (penghalang)diberi jarak yang cukup jauh.
c.
Memperoleh data matang harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu.
Kelebihan Anemometer Digital
a. Pengukurannya
mudah diamati
b. Mudah dibawa.
c. Untuk
memperoleh data matang mudah sebab perhitungannya sederhana.
d. Mempunyai
ketelitian yang tinggi, yaitu 0,5 m/s.
e. Dapat
mengukur kecepatan sesaat.
f. Dilengkapi
oleh skala beaufort.
Kekurangan Anemometer Digital
a. Alat
ini tidak otomatis karena arah angin diusahakan datang dari belakang
alatsehingga menggerakan baling-baling tersebut. Jadi angin dapat diukur
darigerakan baling-baling tersebut.
b. Terbatas mengukur kecepatan sesaat
saja.
c. Hanya
dapat mengukur kecepatan angin
Prinsip Kerja Anemometer
a.
Angin mengadakan tekanan yang kuat pada bagian tekanan yang kuat pada
baling-baling yang berbentuk cekung (mangkuk).
b. Bagian yang
cekung akan berputar ke satu arah.
c. Poros
yang berputar dihubungkan dengan dynamo kecil.
d.
Bila baling-baling berputar maka terjadi arus listrik yang besarnya sebanding
dengan kecepatan putaran.
e. Besarnya
arus listrik dihubungkan dengan galvanometer yang telah ditera dengan satuan
kecepatan dalam knots, m/s, km/jam dan beaufort.
http://13candys.blogspot.com/2012/12/anemometer_23.html